Dongeng kebijaksanaan bunga aster

Suatu hari seekor anjing berjalan menuju sebuah taman bunga indah. Sambil mengeram, ia merusak apapun yang ada dihapanya. Ia sangat marah, hingga banyak bungan yang mati karena ia rusak. Hingga kemudian terdengar sebuah suara.
"Hentikan! Jangan injak aku, aku bisa mati!"
Anjing menoleh kekanan-kekiri mencari dari mana sumber suara itu datang. Ternyata sumber suara itu berasal dari sekuntum bunga aster yang cantik.
"Aku baru saja mekar! Jangan kau injak aku!"
"Aku tidak peduli, bahkan kecantikanmu tidak akan menghentikanku untuk menginjakmu."
Bunga aster merenung " Apa yang terjadi? Kenapa kau ingin menginjakku aku bahkan tidak melakukan salah padamu."
"Kau menghalangi jalanku! Itulah salahmu!" jawab aning sambil mengeram.
Bunga aster semakin sedih atas apa yang akan anjing lakukan kepadanya. "Lihatlah sekelilingmu! Apa yang telah kau perbuat? Banyak tanaman telah mati karena ulahmu! Tidak punya kah engkau rasa belas kasihan?"
Taman bunga terlihat sangat hancur. Banyak bunga telah terinjak serta banyak serangga telah mati katena ulah anjing.
"Ini semua karena Tuanku, dia memukulku dan memarahiku tanpa sebab yang benar. Aku menjadi sangat marah namun aku tidak berdaya melakukan apapun."
Bunga aster tersenyum mendengar perkataan Anjing. "Wahai anjing, kau menjadi bodoh karena mengikuti emosimu. Perilakumu tidak berbeda dengan  tuanmu. Kau tahu Anjing, ketika kau termakan amarah seperti itu akan berimbas lagi kepadamu."
Kepala anjing mulai merunduk. "Ku pikir kau ada benarnya".
"Anjing, kemarahan itu seperti rantai. Ia terus sambung-menyambung sampai ia kembali." bunga aster tersenyum."Bayangkan bila kau menginjakku, Aku pasti akan marah pula nantinya, hingga akhirnya aku menyuruh temanku untuk tidak mekar. Kemudian Tuanmu akan marah lagi dan kemarahanya akan berimbas kepadamu. Kembali lagi padamu kan imbasnya?" tambah bunga aster.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Putus rantai itu! Agar ia tidak menyalur pada orang lain. Kau harus bijak dan menghentikan kemarahan yang akan menyalur kepada orang lain. Itu adalah cara terbaik untukmu."
Anjing merasa bersalah, "Kau benar bunga kecil. Aku minta maaf."
Anjingpun kembali dan mencoba menghilangkan kemarahanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Persahabatan Harimau dan Anak Ayam dari Surga (Bagian I)

Dikisahkan sang Harimau yang gagah sedang mengejar mangsanya. Ia tidak kenal ampun terus berlari memburu kawanan kijang yang mencoba kabur darinya. Malang nasib seekor kijang yang diterkam olehnya. Hari ini, ia mendapat buruan yang besar.  Setelah menyelesaikan makan besarnya, sang Harimau masih berkeliling untuk mencari hindangan penutupnya. Kali ini ia  mencari hewan yang tidak begitu besar sebagai hidangan penutupnya. Di tengah hutan yang rimbun dengan batang pohon yang besar, ia melihat sebutir telur ayam tergeletak di tangah jalan. Ia berpikir bahwa itu adalah makanan penutup yang tepat baginya. Saat ia mendekat dan mengeluarkan kukunya yang tajam, ia terkejut oleh suara tawa yang riang hingga terpental meloncat kebelakang. "Siapa? Siapa yang berani tertawa dihadapanku?" Harimau waspada dan melihat disekelilingya tidak ada siapapun. Namun ia tidak menyerah dan mencari sumber suara tersebut. Tawa itu makin terdengar amat riang. Hingga Harimau menyadari bahwa suara tersebut bersumber dari telur yang akan ia lahap tadi. Ia memperhatikan dengan seksama telur tersebut, sedikit-demi sedikit telur itu mulai retak. "Apa kau mau menjadi temanku?" suara yang berasal dari telur tersebut terdengar sangat riang. Hingga munculah seekor anak ayam dari dalam telur. "Apa kau mau menjadi temanku?" Saat suatu hal yang sangat jujur diungkapkan oleh seseorang kepadamu, kadang kau tidak akan bisa membalas ucapanya. Itulah yang ada dalam pikiran harimau. Selama ini, ia tidak pernah punya teman, ia selalu sendiri. "Apa kau mau menjadi temanku?' anak ayam itu mengulangi pertanyaanya.
"Apa? Apa yang kau katakan? tidak tahu kah kau berhadapan dengan siapa? Aku harimau! Semua dihutan ini takut kepadaku. Rusa, banteng bahkan gajah lari mendengar namaku." Harimau mengeram serta menunjukan taring dan cakarnya. "Lihat betapa tajamnya taring dan cakarku, dengan itu aku dapat merobek kulit bison dan mencabik-cabik dagingnya." tambahnya.
Anak ayam tertawa dengan riang, "Aku tidak peduli. Aku hanya ingin berteman dengan mu."
Harimau terkejut dengan pernyataan anak ayam itu."Tidak takutkah kau denganku?"
"Tidak sama sekali. Kau adalah yang pertama kali aku lihat. Aku melihat bulu mu mempunyai motif yang sangat indah. Matamu juga sangat menawan."
Ini pertama kalinya bagi harimau ada seseorang yang memandangya melalui pandangan yang berbeda, bukan lagi memandangya dengan rasa takut. Niatan untuk melahap anak ayampun hilang dalam seketika.
"Kenapa kau diam? Apakah kau mau menerima tawaranku?" tanya anak ayam
"Tapi dari manakah engkau berasal?" Harimau merasa ingin tahu.
"Aku tidak tahu. Mungkin dari surga." Anak ayan itu tertawa dengan riang. "Jadi bagaimana?"
"Aku menerima tawaranmu." Harimau menyetujui permintaan anak ayam untuk menjadikanya sebagai teman.
"Aku lapar, maukah kau mencarikan ku makan?" pinta anak ayam.
Ikutlah denganku....
Bersambung.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Inspirasiku : Sebuah review dari "Le Petit Prince" (The Little Prince)

Siapa sangka bahwa buku ini telah mengubah pandanganku. Hanya membaca pembukaanya saja seolah telah menamparku dengan keras. Dikatakan oleh penulis "Semua orang dewasa pernah menjadi anak-anak, namun hanya sedikit yang mengigatnya.". Buku ini telah diterjemahkan banyak di berbagai bahasa asing. Bahkan, museumnya telah didirikan di Jepang dan Perancis. Entah daya tarik apa yang tersembunyi dari buku ini yang membuat pembacanya seolah tersihir untuk membacanya. Mungkin mereka juga merasakannya, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Alasanya, mereka semua pernah mengalami masa anak-anak. Bercerita tentang seorang pilot yang terjatuh di gurun Sahara dan akhirnya dia bertemu dengan pangeran misterius entah dari mana. Sang Pilot merupakan lambang dari kedewasaan dan pangeran kecil lambang dari anak-anak. Dunia anak-anak begitu berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia anak-anak begitu bebas, jujur dan polos. Sangat berbeda dengan dunia orang dewasa yang rumit. Sehubungan dengan hal itu, aku turut prihatin dengan dunia anak-anak zaman sekarang. Aku tidak lagi melihat dunia yang sama dengan dunia saat aku masih anak dulu.Anak-anak sekarang sudah disuguhkan oleh tontonan-tontonan yang tidak seharusnya. Kondisi saat ini, anak-anak menonoton sinetron remaja yang tidak mendidik, sedangkan orang dewasa lebih memilih melihat kartun atau anime yang disguhkan untuk anak-anak. Sebuah realita yang terbalik bukan? Siapa yang salah? Stasiun TV yang menyiarkan? Orang Tua yang tidak memantau? Yang salah adalah diri kita. Orang baik juga berdosa atas hal baik dapat dilakukan namun tidak ia lakukan. Kembali ke Little Prince, aku menemukan beberapa pesan yang mungkin ingin penulis sampaikan pada pembaca.

Dunia  anak-anak berbeda dengan dunia orang dewasa, dimana dunia anak-anak begitu bebas dengan dunia imajinasinya. kita yang salah karena kita tidak membiarkanya berkembangbang. mereka lebih pintar dari kita, saat mereka berinteraksi dengan kita mereka menurunkan level kegeniusan mereka dengan menjelaskan sesuatu hal secara detail kepada kita

Mengadili diri sendiri sebelum mengadili orang lain. Itulah yang diajarkan Little Prince saat bertemu seorang raja. Selain itu, Kekuasaan atau jabatan bukanlah sesuatu yang mutlak, sehingga kita (orang dewasa) tidak perlu gila akan jabatan. Hal ini sangat aneh bagi anak-anak.







Orang dewasa selalu gila hormat. Mereka akan selalu berpakaian rapi agar terlihat sopan dan terhormat bila dipandang oleh orang lain. Bagi Little Prince ini sangat aneh, mengapa tidak menjadi diri sendiri dan apa adanya? Itulah dunia orang dewasa.

Orang dewasa selalu sibung dengan uang, uang dan uang. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita adalah orang yang butuh dengan uang tetapi uang bukan segalanya. Saat kita tidak punya sepeda, kita membeli sepeda dengan uang, kemudian ingin sepeda motor, kemudian mobil begitulah seterusnya. Bagi Little Prince itu sangat aneh, tidak cukupkah apa yang ia dapat? Little Prince merasa cukup dengan apa yang ia miliki sedang businessman tidak pernah cukup.

Orang ini selalu sibuk dengan pekerjaanya. Ia terus-terusan menyalakan dan mematikan lampu tanpa istirahat. Sebenarnya ia punya waktu untuk menikmati hidupnya, tetapi ia memilih tidak melakukanya. Sungguh aneh orang dewasa itu, punya waktu luang tapi lebih memilih bekerja.

Orang dewasa lebih suka membaca buku bacaan tentang dunia diluar sana dari pada melihat langsung. Bagi mereka hal itu membuang waktu sehingga mereka tidak mau mengikuti intuisi mereka untuk pergi jauh kedunia luar yang belum mereka ketahui. Padahal dunia ini sangat luas. Anak-anak merasa bingung dengan  hal tersebut.

Sesuatu mungkin sama dengan yang lain namun  menjadi unik karena kita telah membuat ikatan dengan hal tersebut. Seperti Bunga Mawar dari Little Prince mungkin ada bungan lain yang lebih cantik dan lebih harum, namun hanya mawar milik Little Prince lah yang berbeda karena mereka saling terikat dan itu yang membuat mereka unik dari yang lain.

The Little Prince juga diadaptasi dalam sebuah film tahun 2015, film ini tdak berbeda jauh dengan novel, hanya cerita Little Prince menjadi cerita dalam cerita film tersebut. Silahkan tonton sendiri film ini yang pasti nuansanya sama dengan yang di novel serta dibumbui dengan backsound yang menawan



 Dan akhirnya.....





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Capung dan Tuan Kenari

Pada suatu hari seekor capung kecil yang sedang terbang dengan riangya tiba-tiba terkejut melihat burung dalam sangkar. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi sang capung mendekat menghampiri.
"Wahai tuan kenari, kenapa kau berada dalam sangkar? Apakah seseorang telah menjebakmu? Kasihan sekali dirimu."
Burung Kenari itu tersenyum mendengarnya."Tidak Capung, tidak ada seseorangpun yang menjebakku, aku berada disini karena keinginanku."
Capung merasa heran dengan jawaban dari Burung Kenari. "Kenapa kau  rela terperangkap? Tidak inginkah kau bebas tuan Kenari? Aku bisa membantumu mebuka pintu sangkarmu."
"Tidak capung, itu tidak perlu." jawab burung Kenari.
Setelah itu Capung terbang kelangit, ia bermain dengan sayapnya seolah menari diatas awan.
"Lihatlah aku tuan Kenari, aku bebas dan akun dapat melakukan apapun yang aku mau. Tidak ingin kah kau sepertiku? Kenapa kau keras kepala tidak mau aku bantu?"
Kenari tersenyum kepada Capung."Kau tidak mengerti, lebih tepatnya belum. Kebebasanku adalah dalam sangkar ini Capung. Aku telah membuat ikatan dengan Pemilikku, tak mungkin aku akan menghianatinya. Kau harus tahu makna sejati dari kebebasan, jika kau telah mengerti kadang terkurung dalam sangkar juga merupakan sebuah kebebasan."
Capung terheran-heran denga jawaban Kenari."Bagaimana mungkin terkurung dalam sangkar adalah sebuah kebebasan?"
"Selama bersama tuanku, itu adalah sebuah kebebasan. Sama halnya saat kau bersama orang-orang yang penting bagi hidupmu, selalu bersama mereka adalah sebuah kebebasan." jawab Kenari dengan senyum.
"Baiklah jika itu jawabanmu. Aku harus segera pulang, aku akan mengunjungimu besok." Capung segera terbang meninggalkan Kenari.

Keesokan harinya, Capung mengunjungi Kenari. Ia melihat Kenari kelihatan tidak seperti biasanya. Kenari terlihat sangat lemas.
Capung datang menghapiri, "Tuan Kenari, apa yang terjadi denganmu? kenapa kau terlihat sangat lemah?"
"Aku belum makan sejak kemarin. Tuanku belum memberikan aku makan." Jawab Kenari.
Capung merasa prihatin terhadap kondisi Kenari dan ia memutuskan untuk berkeliling mencari Pemilik dari Kenari. Namun ia tidak menemukan seseorang pun. "Tuan Kenari, Rumah ini terlihat sangat kosong, mungkin pemilikmu telah meninggalkanmu."
"Kau mungkin benar Capung, namun tidak untuk selamanya. Aku yakin ia akan segera datang, ia hanya lupa memberikan makan tambahan untuku. Aku dan dia telah terikat, tak mungkin kami akan saling menghianati. Kami bertanggung jawab akan ikatan kami masing-masing. Kelupaanya adalah sesuatu yang bisa dimaafkan. Setiap makhluk hidup pernah lupa, bukan?"
Capung merasa tidak terima akan jawaban tersebut. "Tapi, kau akan mati bila tidak makan. Mari kubantu kau melepas pintu sangkarmu. Carilah makan sebentar, nanti kau bisa kembali lagi." bujuk Capung.
"Tidak Capung, itu tidak perlu." jawab Kenari. "Biarkan aku menunggu saja."
"Keras kepala sekali kau tuan Kenari, kau akan mati sia-sia bila seperti ini." Capung merasa jengkel karena saranya tidak dihiraukan."Baiklah aku akan pergi!". Ia pergi meninggalkan Kenari.

Keesokan harinya Capung kembali lagi dan ia mendapati sangkar telah kosong. Ia berpikir bahwa Kenari telah mati. Ia merasa sangat bersalah karena ia telah sempat marah pada Kenari. "Kasihan kau Tuan Kenari."

Esoknya lagi ia kembali, entah perasaan apa yang selalu membawanya kembali. Namun hari ini ia tidak lagi mendapati sangkar. Ia semakin merasa sedih. Hingga terdengar suara dari belakang. "Mau kah kau menemaniku setiap pagi?". Ternyata itu adalah suara Kenari."Tuan Kenari! Bagaimana kau bisa masih hidup? Dengan keadaanmu yang seperti kemarin lusa itu aku tidak yakin kau masih hidup."
"Lalu apa yang membawamu kemari? Sebuah perasaan yang tidak kau mengerti bukan? Itu merupakan sebuah keyakinan."
"Aku tak mengerti apa maksudmu." tanya Capung.
"Saat itu, aku sendiripun yakin bahwa pemilik ku akan datang. Entah bagaimana ia benar-benar datang. Aku telah terikat denganya untuk selalu menemaninya sedang ia terikat denganku untuk selalu merawatku. Saat melihat aku sakit, ia segera membawaku ke seseorang yang dapat mengobati sakitku." Kenari tersenyum.
"Seseorang yang dapat mengobati sakitmu? apa dia penyihir?"
"Entahlah, itu tak jadi masalah siapapun dia." mereka terdiam sejenak.
"Capung, kadang kita diberi keyakinan akan sesuatu hal bukan? Dan kebanyakan keyakinan tersebut merupakan pertanda akan masa depan. Sama seperti halnya dirimu selalu datang kemari untuk melihatku meskipun aku tak ada disangkar."
"Benar tuan Kenari. Tapi apa yang membuat dirimu berada disini? kenapa tidak dalam sangkar lagi?"
"Tuanku yang melepasku Capung." Jawab Kenari.
"Jadi ikatanmu dengan tuanmu telah terputus?"
"Tidak Capung, aku disini untuk bernyanyi setiap pagi dan menemani setiap paginya. Seperti janjiku kepadanya."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS