Pada suatu hari seekor capung kecil yang sedang terbang dengan riangya tiba-tiba terkejut melihat burung dalam sangkar. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi sang capung mendekat menghampiri.
"Wahai tuan kenari, kenapa kau berada dalam sangkar? Apakah seseorang telah menjebakmu? Kasihan sekali dirimu."
Burung Kenari itu tersenyum mendengarnya."Tidak Capung, tidak ada seseorangpun yang menjebakku, aku berada disini karena keinginanku."
Capung merasa heran dengan jawaban dari Burung Kenari. "Kenapa kau rela terperangkap? Tidak inginkah kau bebas tuan Kenari? Aku bisa membantumu mebuka pintu sangkarmu."
"Tidak capung, itu tidak perlu." jawab burung Kenari.
Setelah itu Capung terbang kelangit, ia bermain dengan sayapnya seolah menari diatas awan.
"Lihatlah aku tuan Kenari, aku bebas dan akun dapat melakukan apapun yang aku mau. Tidak ingin kah kau sepertiku? Kenapa kau keras kepala tidak mau aku bantu?"
Kenari tersenyum kepada Capung."Kau tidak mengerti, lebih tepatnya belum. Kebebasanku adalah dalam sangkar ini Capung. Aku telah membuat ikatan dengan Pemilikku, tak mungkin aku akan menghianatinya. Kau harus tahu makna sejati dari kebebasan, jika kau telah mengerti kadang terkurung dalam sangkar juga merupakan sebuah kebebasan."
Capung terheran-heran denga jawaban Kenari."Bagaimana mungkin terkurung dalam sangkar adalah sebuah kebebasan?"
"Selama bersama tuanku, itu adalah sebuah kebebasan. Sama halnya saat kau bersama orang-orang yang penting bagi hidupmu, selalu bersama mereka adalah sebuah kebebasan." jawab Kenari dengan senyum.
"Baiklah jika itu jawabanmu. Aku harus segera pulang, aku akan mengunjungimu besok." Capung segera terbang meninggalkan Kenari.
Keesokan harinya, Capung mengunjungi Kenari. Ia melihat Kenari kelihatan tidak seperti biasanya. Kenari terlihat sangat lemas.
Capung datang menghapiri, "Tuan Kenari, apa yang terjadi denganmu? kenapa kau terlihat sangat lemah?"
"Aku belum makan sejak kemarin. Tuanku belum memberikan aku makan." Jawab Kenari.
Capung merasa prihatin terhadap kondisi Kenari dan ia memutuskan untuk berkeliling mencari Pemilik dari Kenari. Namun ia tidak menemukan seseorang pun. "Tuan Kenari, Rumah ini terlihat sangat kosong, mungkin pemilikmu telah meninggalkanmu."
"Kau mungkin benar Capung, namun tidak untuk selamanya. Aku yakin ia akan segera datang, ia hanya lupa memberikan makan tambahan untuku. Aku dan dia telah terikat, tak mungkin kami akan saling menghianati. Kami bertanggung jawab akan ikatan kami masing-masing. Kelupaanya adalah sesuatu yang bisa dimaafkan. Setiap makhluk hidup pernah lupa, bukan?"
Capung merasa tidak terima akan jawaban tersebut. "Tapi, kau akan mati bila tidak makan. Mari kubantu kau melepas pintu sangkarmu. Carilah makan sebentar, nanti kau bisa kembali lagi." bujuk Capung.
"Tidak Capung, itu tidak perlu." jawab Kenari. "Biarkan aku menunggu saja."
"Keras kepala sekali kau tuan Kenari, kau akan mati sia-sia bila seperti ini." Capung merasa jengkel karena saranya tidak dihiraukan."Baiklah aku akan pergi!". Ia pergi meninggalkan Kenari.
Keesokan harinya Capung kembali lagi dan ia mendapati sangkar telah kosong. Ia berpikir bahwa Kenari telah mati. Ia merasa sangat bersalah karena ia telah sempat marah pada Kenari. "Kasihan kau Tuan Kenari."
Esoknya lagi ia kembali, entah perasaan apa yang selalu membawanya kembali. Namun hari ini ia tidak lagi mendapati sangkar. Ia semakin merasa sedih. Hingga terdengar suara dari belakang. "Mau kah kau menemaniku setiap pagi?". Ternyata itu adalah suara Kenari."Tuan Kenari! Bagaimana kau bisa masih hidup? Dengan keadaanmu yang seperti kemarin lusa itu aku tidak yakin kau masih hidup."
"Lalu apa yang membawamu kemari? Sebuah perasaan yang tidak kau mengerti bukan? Itu merupakan sebuah keyakinan."
"Aku tak mengerti apa maksudmu." tanya Capung.
"Saat itu, aku sendiripun yakin bahwa pemilik ku akan datang. Entah bagaimana ia benar-benar datang. Aku telah terikat denganya untuk selalu menemaninya sedang ia terikat denganku untuk selalu merawatku. Saat melihat aku sakit, ia segera membawaku ke seseorang yang dapat mengobati sakitku." Kenari tersenyum.
"Seseorang yang dapat mengobati sakitmu? apa dia penyihir?"
"Entahlah, itu tak jadi masalah siapapun dia." mereka terdiam sejenak.
"Capung, kadang kita diberi keyakinan akan sesuatu hal bukan? Dan kebanyakan keyakinan tersebut merupakan pertanda akan masa depan. Sama seperti halnya dirimu selalu datang kemari untuk melihatku meskipun aku tak ada disangkar."
"Benar tuan Kenari. Tapi apa yang membuat dirimu berada disini? kenapa tidak dalam sangkar lagi?"
"Tuanku yang melepasku Capung." Jawab Kenari.
"Jadi ikatanmu dengan tuanmu telah terputus?"
"Tidak Capung, aku disini untuk bernyanyi setiap pagi dan menemani setiap paginya. Seperti janjiku kepadanya."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar